Apa cita-cita mu, anak-anak? (++ one performance in TubeKlub, Salzburg)

Duduk di bangku TK, ibu guru selalu tanya, "apa cita-cita mu, anak-anak?". Waktu itu tentu saja saya bingung dan memilih jawaban standar. Jadi dokter, pilot, apapun yang kira-kira waktu itu cukup populer untuk disebutkan oleh anak-anak. Di bangku SD, saya sudah pakai kostum ala rocker, menyanyikan lagu dari Mel Shandy (jadul, kan?) yang waktu itu kebetulan musiknya dibuat oleh Abba saya (Abba=panggilan untuk bapak biologis saya). Kaos kaki sepanjang lutut, sabuk rantai, jaket jeans dan sepatu boot.. 4 orang yang jika kami berfoto bersama, saya setinggi perut mereka, mengiringi saya bernyanyi. Hari itu saya mulai punya cita-cita. 'Jika saya besar nanti, saya mau jadi penyanyi'. Tapi tentu Abba berfikir berbeda. Di jaman itu (90an) atau hingga sekarang, penyanyi perempuan kerap mendapat pandangan negatif. Abba tidak ingin anak perempuannya dipandang negatif (standar pikiran bapak-bapak banget). Tidak ada yang dapat dipersalahkan atas anggapan ini. Bisa jadi tekanan norma atau sejarah mengsle yang membuat anggapan perempuan hari ini jadi kacau balau. Padahal Ibu Kartini sudah susah-susah mencanangkan gerakan anti diskriminasi gender.

Terbayang bagaimana sejak kecil saya bertarung dengan anggapan orang lain. Pandangan skeptikal pastilah muncul ketika saya beranjak dewasa. Pulang malam setelah nongkrong dengan teman-teman Malang Hiphop Community karena kami ada latihan atau take vocal yang saat itu masih menggunakan mic Rp 10.000,- yang di gantung di pojokan kamar PQ (Psychopatic). Saya masih ingat saat itu tetangga saya berfikir saya hamil karena pake celana gombrong dan suka pulang larut malam. Tidak juga saya perlu menjelaskan bahwa yang saya lakukan adalah berusaha melahirkan sebuah album kompilasi. Mereka tidak akan pernah paham.

Beberapa hari lalu, Facebook wall saya penuh dengan ucapan selamat ulang tahun dengan akhiran, "semoga cita-cita mu tercapai". Di titik tersebut saya mulai berfikir untuk membuat cita-cita baru. Karena berada di atas panggung dan menyanyi di hadapan orang banyak sudah tercapai hingga hari ini.. Mungkin saya bisa beri gambaran tentang bagaimana cita-cita itu kini tercapai (http://www.youtube.com/watch?v=Bs02Nslqv0g)

Namun cita-cita baru itu masih dalam tahap pemikiran. Mungkin teman-teman ada saran?

Sedikit informasi tentang gig selanjutnya di Barcelona tanggal 20 November nanti, kami baru mendapat kabar bahwa polisi melarang pengunjung club tersebut untuk berdansa. Kalau joget-joget nanti dikenakan denda. (HA?) Sekarang kami sedang duduk dan bingung mau perform seperti apa... (joget kok di denda.. untung saya tidak pernah punya cita-cita untuk jadi polisi - yang sepertinya sekarang agak hangat dibahas di surat kabar negara kita juga..). Siap, laksanakan!

Comments

Popular Posts