Prioritas dan Kecintaan akan hiphop




Sudah lama tidak berbagi isi otak dan hati saya yang terkadang kurang bisa dideterminasi pengklasifikasiannya. Just for info, kebiasaan nomaden saya belum berubah. Kali ini Malang menjadi tempat ternyaman untuk saya duduk dan melihat dunia luar lebih jelas. Dan kegiatan saya hari-hari ini cuma mencari rumah kontrakan baru dan mengisinya dengan barang-barang yang saya sukai. Karena itulah ada jeda cukup lama, mengingat berpindah dari Jogja ke Malang, disambi dengan pekerjaan aktifisme saya yang tidak berhenti cukup membuat saya berhenti sejenak menulis blog.

Biasanya, sebuah review akan terbit setelah ada acara yang telah diselenggarakan. Kali ini yang akan saya tulis bukanlah sebuah review. Katakanlah ini adalah sebuah harapan setelah acara ini dilaksanakan.

Tajuk dari acara ini adalah "APA KABAR HIPHOP JAWA TIMUR?". Dari tajuknya saja, saya merasa ikut diteriaki oleh siapapun yang menorehkan kata-kata tersebut di poster yang kini terpublikasi di dinding Facebook saya. Saya juga sebenarnya sempat menanyakan hal yang sama. Saya sempat ditanyai oleh salah satu teman di Jogja, "ngapain di Malang?". Katanya di Malang "gak asik". Kalau teman-teman baca ini, mungkin sekarang ingin teriak, "siapa bilang Malang gak asik?". Mungkin bahkan ada yang nanya, "Sopo, mbak wonge? kene tak antemane!" (artinya, siapa orangnya, sini biar saya pukulin). Biasa.. tabiat seperti itu juga ada di dalam darah saya. Tapi pengalaman serta tempaan keadaan membuat saya lebih baik dalam mengendalikan hal-hal seperti itu. Filosofi saya jadi berubah menjadi, "terlalu banyak yang terjadi di dunia ini. Dan semuanya menunjuk ke arah kehancuran. Namun tidak berarti harus apatis. Untuk apa kita menghabiskan energi demi hal yang tidak nyata. Sebaiknya bergerak untuk berubah agar sedikit lebih baik". Ada banyak yang harus dilakukan di dunia ini. Termasuk menyuarakan aspirasi saya lewat musik RAP.

Kalau saya boleh berkomentar tentang HIPHOP di Jawa Timur, sebenarnya kita masih ada. Paling tidak, saya masih ada. Beberapa nama pemain lama juga masih bisa disebutkan. Kontak person yang ada di poster juga menunjukkan nama orang lama. Jadi, jika kita tanya tentang bagaimana kabar komunitas, tentunya masih ada. Hanya saja, bentuk komunikasi telah berubah. Karena kami pun berubah. Prioritas kami pun berubah. Tidak ada banyak nama yang dapat dinilai konsistensinya. Namun kami yang masih mencintai dan menjalani musik ini dapat dilihat perannya masing-masing di dunia HIPHOP. Meski prioritas telah berubah, kami punya bukti sederhana. Paling tidak di dunia maya, kami masih mencoba untuk tetap berteman. Beberapa dari kami telah ditelan oleh ibu bumi, namun kenangan kebersamaan kami tak pernah hilang. HIPHOP tahun 2000an di Jawa Timur, meninggalkan romantisme mendalam dan persaudaraan yang tak kenal jaman hingga kini. Katakan jika saya salah.. Saya bersedia merevisi paragraf ini bersama anda yang bersuara..

Tipikal masalah yang muncul dalam hiphop adalah hiphop sebagai musik yang "menghasilkan" atau "tidak menghasilkan". Kita semua perlu ingat, bahwa kata "penghasilan" memiliki definisi yang luas dan berbeda bagi tiap-tiap orang yang menggunakannya. Bagi saya secara material memang menghasilkan. Meski hasilnya tidak dapat dibandingkan dengan artis-artis yang kerap muncul di infotainment. Tapi saya punya strategi. Saya tahu siapa yang mengkonsumsi lirik saya. Saya tahu harus ke mana. Tidak berada di sekitar teman-teman di Jawa Timur atau hiphop di Nusantara dalam waktu lama bukan berarti teman-teman bukan target pasar saya. Yang saya paham, selamanya kalian akan menjadi teman. Meski kalian muak karena saya terlalu banyak bicara yang berat-berat di panggung. Ha ha! Kenyataannya, tanpa mengurangi rasa hormat, selera hiphop saya berhenti sampai Perang Rap saja. Itu bukan hal yang narsistik. Jujur, saya suka sekali baik dari segi musik ataupun pergerakannya. Sungguh adalah suatu usaha yang kongkrit dan jelas tujuannya. Waktu itu KAMI INGIN DIDENGARKAN! Bagi yang terlibat di dalamnya dan tidak setuju akan perkataan ini juga boleh protes. Saya juga bisa salah dalam menginterpretasikan apa isi otak teman-teman. Mungkin tendensi dari kami per grup berbeda-beda. Tapi ada satu yang sama. Di segi ingin didengarkan oleh khalayak ramai.

Apabila boleh memberi saran, sebelum membuat sebuah konsep akan grup hiphop, yang terbaik adalah memikirkan apa dasar tujuan pembuatan grup tersebut. Setelah itu, maka akan mudah memetakan strategi pasar, siapa yang akan mendengarkan, ke mana akan disalurkan. Sungguh sangat normal dan umum, ketika mengetahui bahwa sebuah lagu di produksi tanpa tahu ke mana akan didistribusikan. Itu bukan masalah pada scene kita saja. Tapi pada semua scene musik underground dan alternatif, juga scene kreatif yang lainnya (video, art-performance, seni rupa, etc). Produksi terus berjalan tanpa ada strategi distribusi yang jelas. Fakta yang perlu diingat. Scene musik alternatif (di luar pop, dan dangdut) di Indonesia presentasinya adalah 10%. Dan kita ada di dalam 10% tersebut. Termasuk di dalamnya musik punk, underground dan tradisional. Bisa membayangkan seberapa kecilnya kita? Namun statistik ini tidak kongkrit. Jadi jangan sepenuhnya dipercaya. Jadikan sebagai gambaran saja. Karena bisa jadi angka ini mengecil seiring dengan perkembangan media elektronik juga. (ada pengaruh antara industri musik dan media elektronik).

Memiliki tujuan yang berbeda dalam ber-hiphop bukanlah masalah. Yang penting bagaimana kita saling membantu jika memang mampu untuk membantu. Saya rasa kata "HIPHOP" sudah cukup untuk menggambarkan bahwa kita ada di halaman pertama yang sama. Hanya saja, di balik halaman pertama tersebut terdapat bagian-bagian yang kalian sendiri penulisnya. Pilih saja warna dari hurufnya, coret saja dengan indah. Dan jangan lupa, ketika mendapati halaman itu telah penuh akan coretan teman hiphop mu, pilihlah halaman yang masih kosong. Karena "saling menindas" bukanlah hal yang indah untuk dipandang.

Salut bagi panitia penyelenggara acara ini. Saya harap kesimpulan terbaik dapat dicetuskan bagi kebaikan kita bersama. Tetap berpikiran positif. Dan ya.. perjuangan memang tidak pernah berakhir. Respect!

:: ditulis sambil mendengarkan album Sigur Ros.

Comments

  1. saling beragumen, itu yang paling asyik di acara minggu kmren.... :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts